Karimun, Lendoot.com – Para siswa siswi Kelas I Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Mukmin mengikuti suntik imunisasi dan pemberian obat cacing. Yang dilakukan Puskesmas Tanjungbalai, Senin (26/8).
Dalam kesempatan itu, tiga orang dari Puskesmas Tanjungbalai melakukan penyuntikan, terhadap 106 siswa secara bergantian. Yang dilaksanakan di ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) SDIT Darul Mukmin.
“Kegiatan ini disebut juga dengan nama Bulan Imuniasai Anak Sekolah (BIAS), yang dilakukan selama dua kali dalam setahun, tepatnya pada Agustus dan September. Dan kebetulan bulan ini dikhususkan bagi siswa kelas I untuk imunisasi suntik campak,” kata Penanggungjawab Pengembangan Puskesmas Tanjungbalai, Sumarti disela-sela kegiatan penyuntikan di SDIT Darul Mukmin.
Menurutnya, setelah selesai target penyuntikan dan pemberian obat cacing bagi seluruh siswa kelas I, nantinya akan dilanjutkan pada tahapan kedua, dengan sasaran kepada siswa kelas II dan V. Yang akan berlangsung pada September mendatang.
Sumarti menjelaskan, dipilihnya kelas I, II dan V bukan karena diacak jenjang pendidikannya. Melainkan aturan imunisasi disesuaikan dengan usia mereka.
“Kegiatan imunisasi dan pemberian obat cacing ini dilakukan menyeluruh di semua Puskesmas se Kabupaten Karimun. Kebetulan kami bertiga ditugaskan ke SDIT Darul Mukmin. Tujuan kegiatan ini untuk mencegah penyakit campak terhadap anak,” katanya.
Sedakan teknis pemberian obat cacing, diberikan kepada guru penanggungjawab, yang selanjutnya diserahkan kepada orang tua wali murid, agar siswa meminum obat cacing pada malam hari dengan didampingi orang tua.
Sementara, Kepala SDIT Darul Mukmin, Alfitriadi mengatakan, pihak SDIT Darul Mukmin merespon baik atas kegiatan BIAS yang dilakukan Puskesmas Tanjungbalai. Karena kegiatan tersebut merupakan agenda kesehatan dari pemerintah dibidang kesehatan, yang sasarannya adalah sekolah.
“Surat masuk yang berasal dari Puskesmas, kita lanjutkan ke orang tua, dengan menyediakan kolom komentar, apakah mengizinkan atau tidak untuk dilakukan suntik imunisasi. Kalau tidak setuju, diperislahkan menuliskan alasannya pada kolom yang telah tersedia,” ujarnya.
Dikatakan Alfitriadi, memang ada beberapa orang tua tidak memberikan izin untuk penyuntikan imunisasi terhadap anak-anaknya. Dengan beberapa alasan seperti, ada anak yang telah mengikuti imunisasi bersama orang tuanya, dan ada juga yang berpandangan tidak setuju dalam kegiatan kesehatan imunisasi.
“Kita tidak coba meloby, tapi cukup pakai fom itu saja, Karena kalau memaksa juga sebenarnya sekolah kan tidak bisa juga. Kita kan sekolah sasaran sebenarnya, yang punya program adalah Puskesmas. Mereka datang ke sekolah, masukkan surat dan kita lanjutkan ke orang tua,” jelas Alfitriadi.
Rencananya, pada kegiatan tahap dua nanti, ada 193 siswa lagi yang akan disuntik imunisasi pada September mendatang. Yakni siswa kelas II sebanyak 111 orang dan siswa kelas V sebanyak 82 orang. Sedangkan pemberian obat cacing dilakukan terhadap seluruh siswa kelas I sampai kelas VI tanpa terkecuali, dengan jumlah total 554 orang.(tri rahardi)�n��