Tanjungpinang, Lendoot.com – Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) RI dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kepri menggelar seminar dan pelatihan penangkalan hoaks di Tanjungpinang.
Pesertanya terdiri dari para pejabat kelurahan, pejabat desa, Babinsa dan Babinkantibmas, serta pegiat media sosial di Kepri.
Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Letkol (Laut) Setyo Pranowo, BNPT mengatakan akan terus mendorong masyarakat untuk melakukan penguatan sinergitas dalam pencegahan faham radikal terorisme.
Proses pencegahannya dinilai bisa dilakukan dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga.
”Setiap warna negara harus mampu menguatkan pengetahuan agama dan pengetahuan lain ke anak-anak, lingkungan untuk mencegah cikal bakal pertumbuhan radikalisme.
Selain dengan menanamkan ajaran agama yang baik, juga mengajarkan anggota keluarga agar bijak bermedia sosial dan tidak terjebak dengan hoaks. Pada Bidang Media, Hukum dan Humas BNPT dan FKPT selalu menyertukan aksi saring sebelum sharing,” sebut Setyo, usai dialog interaktif kemarin.
Menurut Setyo, Edukasi memerangi hoaks di Kepri mesti terus dilakukan secara berkesinambungan, karena Kepri berada di daerah perbatasan dengan negara tetangga serta pertumbuhan teknologi informasi belakangan ini berkembang dengan pesat.
Ingat, jempolmu adalah harimaumu. Saat terjebak dalam menyebar hoaks atau hal-hal yang bertentangan dengan hukum, tentu akan ada sanksi pidananya. Apalagi saat ini ada UU ITE dan siapa saja berpotensi terpapar teroirisme, bahkan ada warga Kepri yang saat ini masih ditahan dan dalam pembinaan BNPT di Jakarta, karena terlibat aksi teroris.
”Selain itu, dari seratus sekitar napi teroris di Indonesia, salahs atunay saat ini ditahan di Kepri,” sebutnya.
Untuk pelatihan di Tanjungpinang kali ini, sambungnya, BNPT dan FKPT sengaja merangkul pejabat kelurahan dan desa serta Babinkamtibmas dan Babinsa perlu edukasi public speaking pada tokoh-tokoh masyarakat yang bersentuhan langsung dengan akar rumput.
Pencegahan terorisme di lingkungan keluarga akan berhasil jika mendapatkan dukungan dari lingkungan yang lebih besar,” sebutnya.
Setyo mencontohkan, aparatur kelurahan dan desa harus mampu menciptakan lingkungan masyarakat yang harmonis.
Menurutnya, keharmonisan sebuah komunitas masyarakat akan menjadikan keluarga-keluarga di dalamnya hidup damai, yang dengan sendirinya akan mampu mencegah radikalisme masuk dan berkembang.
Dalam dialog itu juga dihadiri Willy Pramudya selaku tim ahli kegiatan Media dan Sekretaris FKPT Kepri Dr Fauzi serta Kabid Media, Hukum dan Humas FKPT Kepri, Zakmi. (*/KMG)