Keluarga Korban TKW Meninggal di Malaysia: Terimakasih Pak Bupati Sudah Membantu Kami

Karimun, Lendoot.com – Kabar menggembirakan sudah didapat keluarga Almarhumah Jaminah Linda  (43), Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang nasibnya berakhir tragis meninggal karena diduga dibunuh di Malaysia.

Jaminan Linda dikabarkan meninggal dunia karena dibunuh di rumah sewanya di Jalan Kampung Tali Air, Banting, Kuala Lumpur, Malaysia, pada 10 Juli lalu. Sampai saat ini jasadnya masih berada di sebuah RS di Kuala Lumpur Malaysia, karena pihak keluarga tak mampu mengurusnya. Bahkan untuk berangkat ke sana saja, pihak keluarga tak memiliki kemampuan ekonomi.

Setelah sempat viral diberitakan media berita online Lendoot.com, kabar ini juga terbaca orang nomor satu di Kabupaten Bumi Berazam, Aunur Rafiq. Sehari setelahnya, Aunur Rafiq langsung mendatangi rumah keluarga almarhumah di Warga Desa Tanjung Berlian, Urung Barat, Kecamatan Kundur Utara, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

Kedatangan Bupati Aunur Rafiq disambut langsung Sulai Batun Kasih, anak sulung almarhumah. Rafiq menanyakan tentang kebenaran kabar belum dikebumikannya jasad ibunda Sulai atau masih di Rumah Sakit di Malasya.

“Kepada beliau, seperti yang Saya jelaskan di media lendoot.com itu, semua benar adanya,” kata Sulai menjelaskan.

Mendapat penjelasan kesempatan ini Rafiq memberi bantuan kepada kedua perwakilan keluarga untuk berangkat ke Malaysia untuk mengurus permasalahan di sana. “Saya sendiri tak bisa karena harus mengurus adik-adik saya. Ada yang cacat juga, nenek juga sedang sakit,” ungkap Sulai.

Rafiq juga langsung menelepon Ambulance untuk mengangkut nenek Suliah yang sedang sakit untuk dibawa ke Puskesmas Kundur. Terkahir, Sulai mendapat kabar, neneknya sudah dirujuk ke RSUD M Sani.

Rafiq juga akan berusaha berkomunikasi dengan pihak KBRI di Malaysia untuk penyelasaian jenazah almarhumah. Seperti permintaan keluarga, agar almarhumah dapat dikebumikan di Malaysia secepatnya.

Kepada Lendoot.com, Sulai mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Bupati Aunur Rafiq karena telah menjadi penolong keluarganya yang sedang kesusahan  tersebut.

“Alhamdulillah. Terimakasih pak bupati sudah membantu kami. Semoga Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan pak bupati. Cuma doa yang kami bisa berikan,” ujar Sulai.

Atas bantuan Aunur Rafiq, dua orang perwakilan keluarga sudah berada dalam perjalan ke Kuala Lumpur saat ini. Nenek Sulai yang menderita stroke juga sudah dirujuk ke RSUD Karimun untuk perobatan lebih lanjut.

Sebelumnya, Lendoot.com memberitakan, sejak 10 Juli 2019 lalu duka menyelimuti keluarga Sulai Batun Kasih, Warga Desa Tanjung Berlian, Urung Barat, Kecamatan Kundur Utara, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

Satu-satunya penopang ekonomi keluarga Sulai, ibunya bernama Jaminah Linda  (43) sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia, berakhir tragis. Jaminah Linda dikabarkan meninggal dunia karena diduga dibunuh di rumah sewanya di Jalan Kampung Tali Air, Banting, Kuala Lumpur, Malaysia.

“Jadi kami tahunya, saat ibu rencana balik hari itu, tapi tak ada balik-balik. Lalu kami telepon teman ibu di sana. Dan setelah ditengok, ibu sudah meninggal karena dibunuh,” kata Sulai Batun Kasih kepada Lendoot.com, sore tadi.

Nasib tak bagus malah dialami nenek Satirah. Dia terkena serangan stroke saat perjalanan kapal laut menuju ke Johor Malaysia. Akhirnya, dalam perjalanan itu, kapten kapal memutar balik kemudinya untuk menurunkan Satirah di Pelabuhan Tanjungbalai Karimun.

Sementara, meski sudah hampir dua minggu kejadian pembunuhan tersebut, tetap ada keinginan Sulai memulangkan ibundanya, Jaminah Linda, ke Kundur. Hanya saja, Sulai telah berpasrah diri mengingat keadaan ekonomi dan kondisi keluarganya yang serba susah menjadi halangan.

“Mengingat kondisi ekonomi dan kondisi keluarga saya ini, sekarang saya ikhlas bang. Yang kami harapkan sekarang ibu saya bisa keluar dari rumah sakit di sana dan bisa dikebumikan secara layak menurut Syariat Islam di sana, bang. Sekarang saya mengurus adek-adek dan itu menjadi tanggungjawab saya. Apalagi adek saya yang cacat bang. Kasihan,” tutur Sulai kepada Lendoot.com.

Untuk mengurus pemulangan, katanya sudah tak mungkin. Sulai hanya berharap agar ibunya bisa dimakamkan dengan layak di Malaysia sana. “Hanya saja, kami tak ada ongkos untuk mengurusnya ke sana, bang. Inilah yang membuat saya tak berhenti menangis setiap hari,” ungkapnya beberapa hari lalu.

Sulai berharap uluran tangan dermawan, atau pemerintah daerah terkait masalah tersebut. “Saya tak tahu mengadu ke siapa. Melalui pak Hasan kawan kami, coba hubungi media massa, agar kami dapat dibantu. Pemerintah atau dermawan,” harapnya.

Bagi dermawan yang masih berkeinginan membantu keluarga Sulai bisa menghubungi ke nomor ponsel dan atau WhatsApp-nya di 0823-6207-6817. Atau melalui kerabatnya, Uji0813-72602166. (muhdsarih)