Akibat kurang satu paku, tapal kuda terlepas. Akibat tapal kuda terlepas, seekor kuda tidak bisa berlari. Akibat kurang satu kuda, pesan tak tersampaikan. Akibat satu pesan tak tersampaikan, kita jadi kalah perang. (Kata Bijak Jepang).
Kebiasaan-kebiasaan kecil yang berpengaruh besar pada diri kita sendiri, pada gilirannya akan membawa efek domino pada komunitas yang disebut bangsa.

Seperti kata bijak menyebutkan “Bangsa yang baik bermula dari masyarakat yang baik, masyarakat yang baik bermula dari keluarga yang baik, keluarga yang baik dibangun atas individu-individu yang baik pula.
Dan individu yang baik dibangun dengan kebiasaankebiasaan yang baik pula.

Di buku karya Ryan Sugiarto, ada 55 macam perilaku-perilaku kecil yang mengarah pada kebiasaan buruk dipaparkannya di 153 halaman. Buku yang dipublish Pinus Book Publisher ini membawa kita menertawai diri sendiri yang terkadang abai dengan kebiasaan kecil, yang justeru menjadi bagian perusak bangsa.
Buku ini memaparkan kebiasan-kebiasaan kecil yang merupakan salah satu faktor menyebab terhambatnya kemajuan suatu bangsa. Bung Karno pernah mengatakan bahwa bangsa ini bermental inlander, mental yang tidak siap bergerak untuk maju, menbangun diri dan bangsanya sendiri.
Buku ini mengurai secara detail tentang pola-pola kebiasaan kita, baik dalam arti pikir maupun perilaku pribadi yang secara tidak langsung telah membantu mengarahkan dalam keterpurukan bangsa.
Beberapa kebiasaan itu meliputi : suka menunda, merasa hebat, boros listrik, suka terlambat, dan masih banyak yang lain. Membaca buku ini akan menyadarkan kita kembali betapa hal-hal kecil menjadi penentu yang besar.
Seribu langkah perbaikan dimulai dari hal yang awal dan kecil. Buku ini juga sangat tepat sebagai introspoksi diri sebelum kita melangkah melakukan hal-hal yang lebih besar. (***)