Gubernur Ansar Minta Penerbangan Internasional di Bandara RHF Diaktifkan Kembali

Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad dalam rapat bersama Manajemen Bintan Resort Cakrawala (BRC), dan unsur CIQP (Customs, Immigration, Quarantine, and Port Authorities) di Nirwana Gardens, Lagoi, kemarin. (ft kominfokepri)

Bintan, Lendoot.com – Gubernur Kepri Ansar Ahmad meminta Kementerian Perhubungan mengaktifkan kembali penerbangan internasional di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang.

Ini disampaikannya saat rapat bersama Manajemen Bintan Resort Cakrawala (BRC), dan unsur CIQP (Customs, Immigration, Quarantine, and Port Authorities) di Nirwana Gardens, Lagoi, Sabtu (16/9/2023) kemarin.

Beberapa waktu lalu, Kemenhub sempat mencabut status bandara internasional untuk bandara RHF. Untuk itu, Ansar menemui Menhub Budi Karya Sumadi untuk mempertimbangkan kembali pengembalian status bandara internasional RHF.

“Kita akan segera menemui lagi Menhub untuk meminta agar penerbangan internasional bisa lagi di RHF, yang paling penting BRC harus memastikan jadwal charter flightnya,” katanya.

Penerbangan internasional ke bandara RHF bisa dilakukan jika menilik Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 tahun 2023. Dalam Pasal 41 disebutkan untuk kepentingan tertentu, bandara domestik dapat melayani penerbangan ke dan dari luar negeri setelah mendapatkan penetapan oleh Menteri.

Kepentingan tertentu tersebut diantaranya menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, seperti industri pariwisata dan perdagangan.

Lalu terkait dengan persoalan VOA, Ansar mengak telah mengajukan ke pusat untuk keringanan VOA khusus daerah wisata di Kepri. Saat ini pembahasan tersebut tengah dikaji oleh Kementerian Keuangan.

Menurut Ansar, untuk meningkatkan daya saing wisata di Kepri memang harus diberikan banyak diskresi supaya wisman tertarik datang.

Mantan Bupati Bintan dua periode pun membandingkan dengan tempat wisata di negara lain seperti Phuket di Thailand yang begitu mudah menarik wisatawan karena ringannya peraturan visa di tempat tersebut.

“Dua hal ini penerbangan internasional dan visa on arrival jadi perhatian utama kita, karena kesempatan seperti ini tidak datang dua kali jadi harus kita manfaatkan dengan baik,” ujarnya.

Chief Operating Officer BRC, Abdul Wahab mengatakan target kunjungan wisman ke Lagoi Bintan sulit dicapai apabila pintu masuk wisman hanya melalui satu pintu yaitu pelabuhan internasional.

Kunjungan wisman ke Pulau Bintan sampai bulan Agustus 2023 baru tercapai 343.848 orang, angka ini jauh lebih kecil dari kunjungan wisman di tahun 2019 yang mencapai 1.272.508 orang.

“Kami berharap pemerintah membuka kembali penerbangan internasional ke Bandara RHF, terlebih akhir tahun nanti ada musim monsun yang membuat kapal sulit masuk ke Bintan, jadi jalur penerbangan adalah yang paling ringkas,” harapnya.

Beberapa negara yang sudah menunjukkan ketertarikan untuk mengadakan chartered flight ke Bintan antara lain adalah Vietnam, Korea Selatan, Tiongkok, Jepang, Hongkong, dan Filipina.

Terlebih saat ini BRC sudah membuka kantor representatif di Korea Selatan sehingga kemungkinan chartered flight dari Korsel terbuka lebar.

Kawasan Lagoi Bintan saat ini juga tengah membangun sejumlah hotel dan resor untuk menambah jumlah kamar.

Beberapa hotel baru yang segera hadir adalah Movenpick Hotel, Four Points by Sheraton, Holiday Inn, dan Indigo Hotel.

Kehadiran hotel-hotel baru tersebut harus diimbangi dengan jumlah wisman yang berwisata ke Lagoi Bintan.

Selain itu, Abdul Wahab juga mengungkapkan salah satu penyebab masih lesunya kunjungan wisman ke Bintan adalah pemberlakuan VOA yang masih memberatkan wisman.

Pemberlakuan VOA sebesar Rp500 ribu/pax untuk 30 hari tersebut tidak sesuai dengan tipikal wisman ke Lagoi Bintan yang hanya berkunjung selama 3-4 hari.

“Sebenarnya yang sesuai untuk wisman yang datang ke Lagoi ini short term visa untuk jangka pendek saja, dan biayanya tidak perlu sampai sebesar itu, VOA itu yang masih menjadi pertimbangan turis datang kesini,” pungkasnya. (amr)