Karimun, Lendoot.com – Samsuri, salah seorang petani semangka di Desa Sememal, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun mengaku sulit untuk pemasaran hasil panennya.
Faktor pemasaran menjadi kendala utama terhadap hasil panen pertanian mereka sehingga kuantitas pemasaran tidak optimal dilakukan.
“Kita kesulitan dengan pemasaran, karena wilayah kita ini kan terlalu kecil, sementara untuk pemasaran ke luar daerah itu membutuhkan cost (biaya) yang tinggi,” kata Samsuri saat ditemui Lendoot.com usai panen buah semangkanya, Sabtu (30/11/2019).
Samsuri menjelaskan, untuk pemasaran hasil panennya saat ini di distribusikan ke beberapa pulau yang tersebar di Kabupaten Karimun melalui pedagang yang menjadi langganannya untuk setiap kali masa panen.
“Untuk kisaran 7 ton memerlukan sekitar waktu seminggu itu di sekitaran balai, tergantung juga faktor cuacanya. Untuk harga ke pedagang kita jual dengan harga antara Rp4.000 ribu hingga Rp4.500 per kilogram,” jelasnya.
Samsuri menyebutkan, ia sempat mendapat tawaran untuk ekspor buah semangka ke Singapura. Namun sayang, ia terhambat dengan kualitas buah yang dihasilkannya.
“Dari Karantina juga dulu temen-temen pernah ditawarin untuk pemasaran ke Singapura,” ujarnya.
Samsuri menambahkan, untuk Pemerintah Daerah saat ini menekankan kepada para petani untuk dapat menanam tanaman organik, sementara pelatihan dan pembinaan belum optimal dilakukan.
“Kami juga berharap kepada pemerintah memperhatikan mengenai organik ini. Adapun pelatihan jangan dilakukan seperti itu-itu saja, Pelatihan ini kita disini daerah panas, daerah multi kultural, ada temen-temen petani di Kirim pelatihan ke daerah Bogor yang cuaca nya dingin, tentu tidak cocok,” tambahnya.
Diketahui, kebun buah semangka Samsuri seluas dua hektar, dengan hasil panen mencapai tujuh ton untuk sekali masa panen berlangsung.
“Proses panen kita lakukan bertahap, total hasil panen di atas lahan ini semua berkisar 30 ton. Dengan modal awal kita sekitar Rp. 70 jutaan, karena juga harus menggunakan alat berat ketika membuka lahannya,” tutupnya. (riandi)