Sukabumi – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) memperkuat inisiatif literasi digital bagi anak-anak dan keluarga melalui Forum Sosialisasi Sahabat Tunas: Sesi Anak Hebat Belajar Aturan PP Tunas. Acara yang digelar di Sukabumi, Jawa Barat, pada Selasa (28/10/2025) ini bertujuan menciptakan ruang digital yang aman dan ramah anak.
Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 200 siswa SD, SMP, dan MTs beserta orang tua mereka, dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Ditjen KPM.
Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media (KPM) Kemkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, menegaskan bahwa literasi digital bagi anak lebih dari sekadar menguasai gawai.
“Melalui Sahabat Tunas, kami mengajak anak-anak belajar tentang hak dan kewajiban sebagai anak digital yang cerdas dan bertanggung jawab. Yang namanya hebat bukan hanya berarti pintar bermain gawai, tapi tahu cara menjaga diri dan menghormati orang lain, baik di dunia nyata maupun maya,” ujar Fifi.
Ia menekankan pentingnya pendampingan yang seimbang, di mana anak harus memahami kapan waktu untuk online (belajar dan berkreasi) dan kapan saatnya offline (bersosialisasi dan beraktivitas di dunia nyata).
PP Tunas Kurangi Beban Kekhawatiran Orang Tua
Annisa Pratiwi Iskandar, peneliti dari Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan, menyebut Peraturan Pemerintah (PP) tentang Tata Kelola untuk Anak Aman dan Sehat Digital (PP Tunas) memberikan kepastian bagi orang tua.
“Dengan adanya PP Tunas, beban dan kekhawatiran orang tua berkurang karena ada dukungan pemerintah dalam mengatur platform digital untuk mengidentifikasi risiko bagi anak, termasuk perlindungan dari konten negatif, eksploitasi, maupun gangguan kesehatan psikologis dan fisiologis,” ungkap Annisa.
Dalam sesi yang sama, Content Creator Vendryana Ayu Larasati menyoroti peran keluarga sebagai filter pertama sebelum algoritma. Ia menekankan bahwa komunikasi terbuka antara orang tua dan anak adalah kunci utama.
“Yang anak-anak butuhkan bukan hanya aturan, tapi ruang untuk bicara. Dari situ anak belajar bahwa dunia digital bisa dibicarakan, bukan disembunyikan,” tegas Vendryana.
Edukasi Keseimbangan dengan Aktivitas Tanpa Gawai
Selain sesi talkshow yang edukatif, kegiatan ini juga menghadirkan sesi dongeng interaktif dan aktivitas “Asyik Tanpa Gadget”, seperti melukis, memancing, dan memanen sayur.
Aktivitas ini menjadi bentuk nyata ajakan Kemkomdigi agar anak-anak tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pelaku kreatif yang mampu menyeimbangkan kehidupan digital dan sosialnya. Kemkomdigi berharap forum Sahabat Tunas dapat menumbuhkan literasi digital sejak dini, menjadikan mereka “warga digital hebat” yang cerdas, kreatif, dan beretika. (*/rsd)
Artikel ini telah tayang di infopublik.id berjudul Kementerian Komdigi Ingin Anak Melek Digital tetapi Tetap Aman dan Sehat




