Angpao Marak di Kalangan Masyarakat Tionghoa saat Imlek, Ini Sejarahnya

Ilustrasi angpao. (sumber internet)

Karimun, Lendoot.com – Hampir sepekan perayaan Imlek berlangsung. Namun suasana Imlek begitu terasa di Kabupaten Karimun. Khususnya di Pulau Karimun yang notabene penduduknya banyak yang beretnis Tionghoa sebagai warga yang merayakan Imlek tersebut.

Dalam kebudayaan masyarakat Tionghoa dan Asia, angpao menjadi salah satu ikon Imlek itu sendri. Angpao merupakan bingkisan dalam amplop merah yang biasanya berisikan sejumlah uang sebagai hadiah, ataupun pemberian dalam menyambut tahun baru Imlek dan atau perayaan lainnya.

Umumnya, angpao muncul pada saat ada pertemuan masyarakat atau keluarga seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru, dan hari raya seperti tahun baru Imlek tersebut. Angpao juga  tanda pemberian bonus kepada pemain barongsai, beramal kepada guru religius atau tempat ibadah, dan sebagainya.

Pada pesta pernikahan, pasangan yang menikah biasanya diberi angpao oleh anggota keluarga yang lebih tua dan para undangan. Masyarakat yang masih teguh memegang budaya tradisional, juga menggunakan angpao untuk membayar guru dan dokter.

Dilansir dari Wikipedia, pada masa Dinasti Qin di China, orang-orang tua biasa mengikat uang koin dengan benang merah. Uang itu disebut yāsuì qián yang berarti “uang pengusir roh jahat”,

Hal itu dipercaya dapat melindungi orang-orang tua dari penyakit dan kematian. Kemudian digantikan amplop merah semenjak bangsa China menemukan metode printing. Uang tersebut selanjutnya disebut yāsuì qián, aksara sui yang digunakan bukan berarti “roh jahat” melainkan “usia tua”.

Manurut kebiasaan pada umunya, Angpau melambangkan kegembiraan dan semangat yang akan membawa nasib baik. Warna merah angpau melambangkan ungkapan semoga beruntung dan mengusir energi negatif.

Oleh sebab itu, angpau tidak diberikan sebagai ungkapan berbelasungkawa karena akan dianggap si pemberi bersukacita atas musibah yang terjadi di keluarga tersebut.

Sementara itu, bagi negara asia lainnya seperti Masyarakat Vietnam, mereka menyebut angpau sebagai lì xì (mirip dengan dialek kantonis) atau dalam beberapa kasus sebagai phong bao mừng tuổi (amplop tahun baru). (*/riandi)