Wisata Air Terjun Makunggal, Surga Tersembunyi di Kabupaten Lingga

Lingga, Lendoot.com – Jika di Kabupaten Karimun ada Wisata Air Terjun Pongkar, maka di Kabupaten Lingga juga ada destinasi wisata air terjun serupa. Namanya Makunggal.

Air Terjun Makunggal ini merupakan salah satu destinasi wisata bagi Anda yang menyukai tantangan sekaligus mencintai lingkungan alam terbuka.

Untuk mencapai puncak air terjun, Anda membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dengan berjalan kaki menyusuri rute jalan terkadang menanjak dan terjal.

Untuk bisa ke air terjun ini, Anda harus mendaki dan juga melewati hutan hutan yang sangat lebat. Dengan perjalanan yang berat itu sehingga bisa menemukan air terjun ini yang berada di dalam hutan.

Melelahkan memang, namun lelah Anda akan terbayar dengan pemandangan alam dan air terjunnya yang memukau. Anda akan merasakan begitu indahnya ciptaan Tuhan atas alam ini.

Ketinggian air terjun ini melebihi 10 meter. Sangat mengasyikan bermain air di bawah titikan air yang jatuh dari pegunungan itu.

Air terjun ini merupakan satu dari 10 besar destinasi wisata yang sering disebutkan masyarakat setempat sebagai pilihan terbaik saat berlibur di Kabupaten Lingga.

Bagaimana bila langsung terjun ke sungai untuk langsung berenang menuju jatuhnya air dari atas ini.

Kedinginan bahkan menggigil bisa saja pengunjung alami sekejab setelah kaki diturunkan ke dasar sungai dimana air terjun turun.

Akses menuju Air Terjun Makunggal tidak terlalu mudah, namun sesuai dengan perjuangannya, pastinya akses yang sulit itu terbayar dengan keindahan dan kenyamanan air terjunnya.

Air terjun ini jarang dijamah tangan manusia maka akses ke lokasi pun cukup rumit. Dari sinilah yang menjadi masalah kenapa para pelancong tidak menemukan surga yang tersembunyi di Desa Resun ini.

Keterbatasan ini juga yang membuat masalah dan membuat air terjun ini masih asing di telinga masyarakat. Untuk dilewati kendaraan pun hanya akan menghambat bahkan tidak bisa sama sekali.

Hanya saja, bagi Anda para penyuka alam, akses jalan yang sulit dan hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki, justeru itulah tantangannya. (*/des)