Tampil bersama Rudi, Gubernur Ansar Minta Waspada Upaya Pemecah Belah Masyarakat Kepri di Rempang

Gubernur Kepri saat menyampaikan keterangan persnya

Batam, Lendoot.com – Gubernur Kepri Ansar Ahmad akhirnya muncul dan angkat bicara juga di depan publik terkait kondisi dan polemik di Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepri.

Tampil bersama Wali Kota Batam yang juga Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Muhammad Rudi, Gubernur Ansar mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga situasi Provinsi Kepri tetap kondusif, dalam rangka menjamin keberlangsungan investasi dan demi keberlanjutan pembangunan provinsi ini ke depan untuk semakin maju.

Ini disampaikan Gubernur Ansar yang juga dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Batam dan Provinsi Kepri saat konferensi pers di Gedung Graha Kepri, Batamcentre, Kota Batam.

Pada kesempatan itu, Ansar juga mengajak untuk menjaga situasi Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) Kota Batam Provinsi Kepri yang aman dan tetap kondusif.

Juga bersama-sama bersatu, bergandengan tangan, saling menghormati sesama anak bangsa demi terwujudnya Kamtibmas Kota Batam, Provinsi Kepri yang lebih kondusif. Dia juga menegaskan kewaspadaan bersama terhadap upaya pemecah belah anak bangsa, tentunya masyarakat Kepri khususnya.

“Mari bersama-sama meningkatkan kewaspadaan kita semua dari setiap usaha dan upanya yang ingin memecah belah masyarakat Provinsi Kepri,” ujarnya.

Dia juga mengimbau masyarakat Kepri, khususnya Kota Batam untuk tidak mudah terpancing berbagai usaha provokasi dari pihak-pihak yang hanya bertujuan memperkeruh suasana, dengan menyampaikan dan membagikan isu-isu yang bersifat provokatif.

Dalam kesempatan itu Walikota Batam Muhammad Rudi, berkesempatan menjawab pertanyaan dari perwakilan awak media yang menanyakan soal air dan listrik di tempat relokasi warga Rempang.

Rudi mengatakan, pihaknya melaksanakan apa yang sudah diputuskan oleh pemerintah pusat daerah.

HMR mengungkapkan, bahwa pemerintah pusat dan daerah telah bersepakat untuk merelokasi warga ke Dapurtiga, Sijantung.

Setiap warga yang memiliki rumah akan diganti dengan lahan 500 meter persegi bertifikat yang akan diberikan secara gratis tanpa harus membayar UWTO.

Selanjutnya, akan dibangunkan rumah tipe 45 bernuansa Melayu sesuai masukan dari Lembaga Adat Melayu (LAM), sehingga kampung tersebut benar-benar mencerminkan daerah Melayu.

Tak hanya itu, juga akan dibangunkan segala fasilitas umum seperti jalan, sekolah, rumah ibadah, lapangan sepak bola, dermaga ikan dan bongkar muat dan sebagainya.

Sedangkan soal air dan listrik, Ansar juga memaparkan akan mengolah air dari sungai Gong yang sudah masuk ke jalur RSKI untuk masuk ke daerah relokasi. sedangkan untuk listrik akan dimasukan secara permanen.

 “Fasilitas sudah kita penuhi, air dan listrik secara permanen hidup 24 jam, mudah-mudahan masyarakat menerima dengan baik. Kalau tidak, kita akan membuka ruang untuk berdialog bersama,” ujar HMR.

Yang terakhir, soal relokasi sementara, HMR telah menyediakan tempat di berbagai daerah untuk ditempati sementara. namun jika warga ingin mencari tempat sendiri akan diberikan biaya sewa sebesar Rp1,2 juta per rumah.

“Untuk bantuan biaya hidup selama di tempat relokasi sementara, setiap warga akan dibantu, diberikan Rp1 juta setiap bulannya,” tutup HMR. (rst)