Sejarah Sampan Layar dan Lombanya di Tengah Masyarakat Melayu Pesisir

Sejumlah anak sedang menyaksikan Lomba Sampan Layar yang digelar di Pulau Buru, beberapa waktu lalu. (ft dok lendoot)

Sampan layar merupakan jenis permainan tradisional masyarakat Melayu. Permainan ini kerap dilombakan pada acara-acara besar nasional, seperti pada perayaan HUT Kemerdekaan RI.

Tidak berbeda jauh dengan perlombaan bahari lainnya, perlombaan sampan layar ini biasanya dibagi dalam kategori beregu; ada sembilan, tujuh, lima dan ada juga tiga atau dua orang setiap regu.

Sesuai dengan namanya, lomba sampan layar memanfaatkan angin sebagai pemacu kecepatan sampan, dari garis start sampai ke garis finish. Masing-masing peserta akan beradu cepat untuk menyentuh garis finish.

Saat lomba berlangsung, sampan karam maupun layar patah sudah menjadi pemandangan umum yang menjadi hiburan tersendiri buat masyarakat.

Sampan layar ini tak asing lagi bagi masyarakat Melayu khususnya yang berada di pesisir perbatasan antara Indonesia, Singapura dan Malaysia.

Permainan tradisional Melayu pesisir ini kerap  dilombakan setiap perayaan 17 Agustus atau hari besar ulang tahun daerah, yang sudah digelar secara turun remurun.

Menurut seorang tokoh masyarakat Melayu Pesisir di Balakangpadang,  Kota Batam, Musa merincikan dahulunya semasa penjajahan, sampan layar pertama kali dimainkan di Singapura setiap tanggal 1 Januari di jembatan Merdeka.

Sejak tak ada lagi perlombaan di sana, mulailah dimainkan di Belakangpadang. “Sisa satu-satunya budaya laut tinggal ini,” jelasnya. (*/rsd)