Jika Anda berjalan kaki dari Pelabuhan Tanjungbalai Karimun menuju ke arah Jalan Nusantara, Anda akan menemukan beberapa bangunan tua dan terkesan kuno berjejer di sepanjang jalannya.
Bagi masyarakat Karimun, bangunan tua yang berkesan kuno itu biasa saja, tetapi tidak bagi mereka yang menyukai sejarah.
Yah, bangunan berbentuk rumah took (Ruko) di sepanjang Jalan Nusantara yang sebagian sudah dipugar, adalah bagian dari destinasi wisata sejarah bagi yang bernilai tinggi.
Dikutip dari berbagai sumber, Ruko kuno yang ada di sepenjang Jalan Nusantara itu dulunya adalah bagian dari pusat kota.
Ruko tua berjejer itu menandakan dulunya, kawasan ini adalah sebagai pusat perdagangan yang tertua di Tanjungbalai Karimun.
Sayagnya, kini di Jalan Nusantara tersebut tersisa tiga Ruko saja yang tampak masih dirawat secara baik dan dengan kondisi yang masih mempertahankan keasliannya.
Ruko ini perpaduan dari ciri khas Kolonial Belanda dan China dengan berbagai hiasan relief-relief burung phoenix dan naga.
Dari tiga Ruko tersebut terlihat kondisinya yang masih kokoh, dan masih digunakan pemiliknya sebagai tempat perniagaan sehari-hari.
Ruko tersebut memiliki ornamen yang kaya dengan hiasan-hiasan relief sulur-suluran. Pada bagian atas bangunan terdapat angka tahun pembuatan Ruko ini.
Pada dua buah tiang yang berada disisi kanan dan kiri masing-masing terdapat tulisan dengan huruf China. Belum ada penelitian sejarah mengenai usia bangunan Ruko tersebut, namun dari yang terdapat tulisan di atasnya kemungkinan dibangun pada tahun 1925.
Untuk melestarikannya, belum lama ini Pemerintah Kabupaten Karimun menganggarkan khusus untuk pelestarian bangunan-bangunan bersejarah yang akan dijadikan salah satu destinasi wisata sejarah ke depannya. (msa)