Komisi IV DPRD Batam Ingatkan Disnaker Lebih Tegas Urusan K3

Kebakaran kapal tanker di PT ASL Shipyard, Tanjunguncang, belum lama ini. (ft sumutidnews)

 Batam – Mengingat banyak terjadinya kecelakaan kerja, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Surya Makmur Nasution meminta Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam untuk lebih maksimal dalam pengawasan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Menurut Surya, setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja wajib terlebih dahulu menjalani kajian dan evaluasi menyeluruh sebelum diberikan izin K3. Langkah ini penting untuk memastikan standar keselamatan kerja benar-benar terpenuhi.

“Kalau masih terjadi kecelakaan kerja, berarti ada kelalaian. Dalam kasus seperti itu, perlu ada tindakan tegas dari Disnaker terhadap perusahaan yang dianggap lalai,” tegas Surya seperti dikutip dari ariranews.com, Senin (15/9/2025).

Ia menambahkan, perusahaan tidak boleh menganggap remeh persoalan K3. Meski regulasi ini tidak dimaksudkan untuk mempersulit dunia usaha, perusahaan wajib memastikan perlindungan dan keamanan pekerjanya.

“Mulai dari peralatan, fasilitas, hingga pemeliharaan harus dipenuhi. Jangan sembarangan memberikan izin K3 kalau standar keselamatannya belum jelas,” ujar Surya.

Surya menekankan pentingnya evaluasi rutin terhadap fasilitas dan peralatan perusahaan, terutama di sektor-sektor yang rawan kecelakaan kerja, seperti pembangkit listrik atau industri berat lainnya.

Sebagai gambaran, dalam dua bulan terakhir, delapan pekerja di Batam meninggal dunia akibat kecelakaan kerja di berbagai sektor. Mulai dari proyek bangunan hingga galangan kapal.

Lima insiden besar terjadi sepanjang Juni hingga Agustus 2025. Adapun di antaranya :

1. 16 Juni 2025 – Seorang karyawan vendor PT BBJMU, J (27), terjatuh saat memperbaiki kontainer di PT Batamindo Service Sinindo (BSS), Mukakuning, Sei Beduk.

2. 17 Juni 2025 – Buruh bangunan H (52) tewas setelah terjatuh dari lantai 7 proyek pertokoan Palm Spring, Batam Center. Katrol yang digunakan diduga terlepas bersama alas pijakan korban.

3. 24 Juni 2025 – Kebakaran kapal tanker CPO Federal II di PT ASL Shipyard, Tanjunguncang, menewaskan empat pekerja: Gunawan, Berkat Setiawan Gulo, Hermansyah Putra, dan Janu. Empat pekerja lainnya mengalami luka berat, serta satu luka ringan.

4. 5 Agustus 2025 – Operator forklift SST (31) tewas tertimpa plat besi di PT Sumber Samudra Makmur, Batuampar.

5. 7 Agustus 2025 – Pekerja MRM (21) ditemukan meninggal dengan mesin gerinda di atas tubuhnya saat menghaluskan bagian tangki kapal di PT Marine Shipyard, Tanjunguncang. Polisi masih menyelidiki kemungkinan korban tersengat listrik. (*/rsd)