Site icon Lendoot.com | Trend Berita Karimun Kepri

Antisipasi Wabah Flu Burung, KKP Kelas II Tanjung Pinang Imbau Warga Waspada

Pihak KKP Kelas II Tanjung Pinang sudah melakukan pengawasan yang lebih ketat di pintu-pintu kedatangan internasional yang ada di Kota Tanjungpinang, seperti pelabuhan Sri BIntan Pura dan Pelabuhan Lagoi. “Kita sudah punya SOPnya untuk pencegahan. Cuman ini belum pandemi. Tapi kita tetap waspadai karena tanjungpinang pintu masuk international juga,” kata Kepala KKP Kelas II Tanjungpinang, Robert Meison Saragih

Penularan virus flu burung pada manusia dari media unggas seperti juga burung. Ilustrasi burung merpati. (foto sehatq.com)

 Tanjung Pinang, Lendoot.com – Merebaknya flu burung di negeri tetangga seperti Kamboja, membuat tingkat kewaspadaan daerah terbuka seperti Tanjung Pinang meningkat.

Imbauan dilakukan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Tanjung Pinang agar warga Tanjung Pinang mewaspadai wabah flu burung tersebut.

Pihak KKP Kelas II Tanjung Pinang sudah melakukan pengawasan yang lebih ketat di pintu-pintu kedatangan internasional yang ada di Kota Tanjungpinang, seperti pelabuhan Sri BIntan Pura dan Pelabuhan Lagoi.

“Kita sudah punya SOPnya untuk pencegahan. Cuman ini belum pandemi. Tapi kita tetap waspadai karena tanjungpinang pintu masuk international juga,” kata Kepala KKP Kelas II Tanjungpinang, Robert Meison Saragih seperti dikutip dari sijoritogay, Selasa (28/2/2023).

Namun dikatakan Robert hingga saat ini kasus flu burung tersebut belum ditemukan di Indonesia, meskipun begitu pemerintah telah menetapkan flu burung clade baru 2.3.4.4b sebagai Kejadian luar biasa (KLB).

“Dirjen Kemenkes sudah menyampaikan surat edaran tentang Kejadian Luar Biasa (KLB) dari minggu lalu,” katanya.

Dijelaskan Robert, Kota Tanjungpinang masih menjadi daerah yang rawan, karena memang menjadi salah satu jalur pelayaran internasional, karena bisa saja masuk melalui bandara dan pelabuhan karena adanya jalur dari Malaysia dan Singapura.

“Meski penyebaran dari unggas ke manusia belum ada, kami diminta untuk meningkatkan pengamatan dan pencegahan melalui fasilitas kesehatan,” ujarnya.

Pihaknya pun meminta masyarakat untuk lebih waspada apabila menemukan kasus kematian mendadak pada unggas yang ada disekitarnya. Dirinya meminta untuk segera dilaporkan kepada puskesmas atau Dinas Kesehatan.

“Tapi untuk unggas yang mati mendadak tanpa tahu penyebabnya, kemudian terjadi dalam jumlah yang banyak bukan satu atau dua ekor,” tutupnya. (*/nue)

Exit mobile version