Kurir tersebut melanjutkan ceritanya, terkait jaringan narkoba jenis sabu dari Malaysia hingga masuk ke Karimun. Berawal dari perkenalannya dengan seseorang pengedar di Karimun, sampai diperkenalkan dengan bos pemasok sabu di Malaysia.
“Sebenarnya proses perkanalannya tidak singkat. Cukup lama, sampai yang memberi pekerjaan itu ke saya seabgai kurir,” tuturnya.
Dia mulai bercerita tentang awal perkenalannya dengan seorang ‘tamu asing’ ‘ yang duduk di sebuah meja tempat hiburan malam di Karimun. “Awalnya, saya dikenalkan kawan juga. Lalu duduk bersama. Setelah menikmati musik, dia mengaku butuh ‘barang’ (sabu, red) ke kawan saya. Lalu saya carikan dan dapat, kebetulan saya ‘makai’ juga,” ujarnya.
Malam itu juga, si kurir dan ‘tamu asing’ itu ‘makai’ atau menggunakan sabu bersama-sama di sebuah kamar hotel yang sama di tempat hiburan malam tersebut. “Setelah malam itu, tidak ada kontak lagi dengan tamu asing itu,” ujarnya.
Setelah lama sekitar satu bulan, tambahnya, dia secara tak sengaja berjumpa lagi di tempat hiburan malam. “Lagi-lagi, dia minta barang (sabu, red) itu. Saya carikan dan dapat. Malam itu kami pakai sama-sama lagi. Di pertemuan kedua itulah dia minta nomor kontak saya,” ungkapnya.
Setelah sama-sama memiliki nomor ponsel, tamu asing itu selalu menghubungi si kurir. Hubungan pertemanan berlanjut. Kadang hanya sekedar mengobrol berjam-jam di kedai kopi. “Terkadang kalau sudah suntuk, tamu asing itu minta dicarikan sabu, Kami pakai bareng lagi,” ungkapnya.
Pertemuan itu semakin intens. Si tamu asing kerap memberikan uang lebih kepada si kurir yang diketahui dalam kesulitan ekonomi. Selama lebih dari tiga bulan, kata si kurir, tidak pernah membahas persoalan pekerjaan haram tersebut.
Lalu pada pertemuan selanjutnya di bulan keempat pertemanannya, si kurir mengatakan telah menceritakan kondisi ekonomi keluarganya, serta hubungan rumah tangga si kurir yang mulai berantakan. Juga karena faktor ekonomi.
Singkat cerita, setelah pertemanan empat bulan itu, si tamu asing mulai menawarkan pekerjaan sebagai kurir tersebut. “Saya cuma mendengarkan, Dan saya masih belum merespon tawaran tamu asing itu ke saya. Sebab, saya masih terbayang resiko yang mengancam,” ungkapnya. (msa/bersambung)