Tanjungpinang, Lendoot.com – Dalam upaya melestarikan budaya daerah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang melalui UPTD Museum Daerah menggelar Pameran Temporer bertema “Wastra dan Permainan Tradisional” serta Bazar UMKM.
Pameran yang berlangsung di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah (SSBA), Jalan Ketapang Tanjungpinang, Kepri ini dimulai, sejak 31 Oktober 2024 hingga 4 November 2024 mendatang.
Melalui kolaborasi dengan Dewan Kesenian, pameran ini juga diisi dengan Festival Gurindam Negeri Pantun. Selain itu, berbagai perlombaan seperti lomba melukis, berpantun, dan mewarnai turut memeriahkan acara. Pameran ini juga menghadirkan bazar UMKM.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi. Semoga kolaborasi ini dapat terus terjalin dengan baik di masa depan, demi melestarikan permainan tradisional dan menumbuhkan minat masyarakat, khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa,” ujar Kepala Disbudpar Kota Tanjungpinang, Muhammad Nazri.
Selama pameran berlangsung, pengunjung dapat menikmati berbagai koleksi wastra sambil bermain permainan tradisional, seperti bakiak, kaki bajang, yeye, batu seremban, gasing, congkak, dan porok.
M Nazri juga menjelaskan Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah merupakan satu-satunya museum tipe B di Tanjungpinang yang memiliki lebih dari 2.000 koleksi.
“Dengan koleksi yang dimiliki, museum ini pastinya bisa memberikan informasi tentang sejarah, budaya, serta tradisi Kota Tanjungpinang, termasuk diantaranya permainan tradisional,” kata Nazri dalam sambutannya membuka acara tersebut, pagi tadi.
Nazri berharap pameran ini bisa menjadi sarana edukasi budaya bagi generasi muda, khususnya terkait kain tradisional (wastra) yang memiliki beragam bentuk, teknik, motif, dan warna, serta permainan tradisional yang mencerminkan kearifan lokal.
Menurutnya, memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anak dapat menjadi alternatif dari permainan digital, sehingga dapat memperkuat karakter serta jati diri bangsa.
“Kita perlu mengedukasi kembali kepada generasi muda agar tidak tergerus oleh budaya luar, sehingga mereka lebih mencintai dan melestarikan permainan tradisional yang menjadi bagian dari warisan kita,” ujarnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk menjadikan Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah sebagai media rekreasi yang edukatif. Melalui museum ini, masyarakat dapat mempelajari dan memahami sejarah perjuangan Kota Tanjungpinang, sehingga lebih mengenal jati diri sebagai masyarakat lokal.
Acara ini diikuti sejumlah tamu undangan, di antaranya Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV Provinsi Kepri, perwakilan dari Selangor, Malaysia, para kepala sekolah tingkat TK, SD, SMP, dan SMA, Ikatan Tionghoa Muda, Ketua Dewan Kesenian, Kepala Museum Linggam Cahaya Kabupaten Lingga, serta Kepala Museum Kabupaten Bintan. (fji)