KKP Karimun Sosialisasikan Surveilans Migrasi Malaria di Karimun

Karimun, Lendoot.com – Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Tanjungbalai Karimun melakukan upaya pencegahan terhadap perkembangan dan migrasi malaria agar tidak masuk ke wilayah Kabupaten Karimun.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Tanjungbalai Karimun Bachtian Agus Wijaya mengatakan, upaya pembasmian malaria dilakukan dengan membersihkan tempat-tempat yang bisa memicu perkembangbiakan nyamuk dewasa seperi Anopheles, yang merupakan  vector yang dapat menularkan malaria secara alami.

“Nyamuk tersebut jika sudah dewasa maka akan berpotensi besar menularkan penyakit malaria. Maka upaya pencegahannya dapat kita lakukan dengan membersihkan lingkungan, kita juga bisa melakukan survei nyamuk dewasa itu sendiri,” ujar Bachtian kepada beritakarimun.com usai menggelar Sosialisasi Surveilans Migrasi Malaria, belum lama ini.

Bachtian menyebutkan, kawasan yang dijadikan objek pembasmian nyamuk-nyamuk tersebut di antaranya; Kecamatan Meral, Moro, Tanjungbatu, Parit Rampak, dan Karimun termasuk kawasan Pelabuhan Domestik.

“kita harus menetralisir supaya daerah tersebut lingkungannya baik, tidak menjadi sarang nyamuk anopheles yang merupakan salah satu jenis nyamuk penyebar malaria. Dengan begitu  memutus mata rantainya agar tidak menjadi nyamuk dewasa,” katanya.

Upaya pembasmian nyamuk tersebut, merupakan program eliminasi nyamuk malaria tahun 2020 yang dilakukan KKP Karimun bekerja sama dengan dinas kesehatan Kabupaten Karimun.

“Mereka melaksanakan radikasi dan kita pembasmiannya. Fogging misalnya, kemudian pembersihan sarang nyamuk setiap tiga bulan, meneliti tempat perlindungan nyamuk, jika indikasi unfit tidak mengandung virus malaria. Tetapi, jika indikasinya fit maka itu bisa menularkan malaria dan harus cegah perkembangnnya,” jelasnya.

Dia juga mengatakan, dalam kaitan upaya pencegahan perkembangbiakan nyamuk Kabupaten Karimun pernah meraih sebagai Kawasan Sertifikasi Eleminasi Malaria pada 2016 lalu tanpa adanya indikasi penderita malaria.

“Adapun Indikator perolehan itu yakni kasus malaria sudah dibawah 1 % serta Flet dibawah lima, dan tidak ditemukan indikasi penderita selama tiga tahun,” ucapnya. (riandi)